Friday, November 14, 2008

ulasan untuk s'buah catatan

Ulasan “catatan DEWI “

Sejujurnya airmata ini hampir jatuh saat membaca bait bait pertama catatan DEWI …karena begitu lancar dewi menumpahkan perasaan pada tulisan ini.

Pendapat tentang perpisahan mungkin begitu variatif dan berwarna-warni..tapi ...apa yang ditulis Dewi disini terasa fresh .. artinya sejujurnyan saya baru mendengar pendapat seperti ini .
Termasuk penentangannya terhadap pendapat, anak adalah perekat ikatan suami istri (??) .
Pada argumen argumen selanjutnya begitu kontroversial tapi merupakan hal yg baru buat saya.

Saya sering bertanya batas batas rasa EGO dan ternyata hampir tak pernah terjawab ...

Di bagian tengah tulisan DEWI, saya merasa bahwa emosi dewi naik dan mulai tak terkontrol, terutama saat menanggapi berita gossip dari beberapa media Infotaimen, begitu berapi api dan tdk fokus lagi di alurnya (?!) hingga perlu memaparkan analogi yg sama sekali tdk berhubungan dengan ceritanya, walau sebenarnya saya menghargai keputusanya .....

analoginya adalah : "Bila orang tua ingin membahagiakan anaknya , maka si ortu harus bahagia terlebih dahulu "....seperti jika kita harus memakaikan masker oxygen saat di kabin pesawat menurun tekanan udaranya ...(pesawat mengalami turbulansi) ....@#$%^&*()_

Tapi begitulah kita manusia ... sering kali kita kehilangan konsekuensi profesi, seringkali kita enggan menerima konsekuensi dari profesi kita tersebut., menurut saya konsekuensi artis yang notabene adalah public figure adalah ; ketenaran akan membawa rejeki yang berlimpah dan tanpa ketenaran maka seorang artis tersebut adalah bukan apa apa ….

Saya ingat pepatah jawa ”Jer Besuki mowo bea” yang esensinya; ada yang harus kita bayar dalam keputusan atau perbuatan kita ....

Terakhir bila saya diijinkan memilih, maka saya masih menganut aliran lama (konservativ) dan setuju dengan pendapat bahwa ” pengorbanan orang tua untuk kebahagiaan anak, adalah hal yang begitu indah dan mengharukan ....” apapun bentuk apresiasinya, berkorban untuk keluarga... merupakan anugrah yang begitu indah....jangan putus asa berkorban untuk keutuhan sebuah keluarga ......


salam.
Vidi Tansatrisna

No comments: